Tokyo Sky Tree disebut sebagai menara tertinggi di dunia.
Tokyo Sky Tree, yang baru saja diresmikan pada Jumat (02/03), kini layak disebut sebagai menara tertinggi di dunia. Menara setinggi 634 meter dan dibangun sejak Juli 2008 ini menandingi ketinggian Cina Canton Tower (600 meter). Walaupun masih kalah tinggi jika dibanding gedung Dubai Burj Khalifa di Dubai (830 meter), menara yang didirikan di Tokyo itu tetap dianggap tertinggi untuk ukuran menara -- bukan gedung.
Peresmian menara ini sempat ditunda akibat gempa bumi yang melanda Tokyo dan pesisir timur Jepang, pada 2011 lalu. Namun penanggungjawab konstruksi meyakinkan publik bahwa menara ini relatif stabil dari guncangan gempa. Disebutkan menara ini mampu menahan gempa dengan kekuatan 8,0 skala Richter. Disain menara banyak diwarnai unsur tradisional Jepang, dengan pijakan dasar berbentuk segitiga, meskipun terlihat pula ada sentuhan modern.
Tahan gempa
Selama pembangunan menara, menurut pengelolanya, tidak pernah terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa pekerjanya. Situs resmi pengelola menara ini menyatakan, menara ini diharapkan dapat berfungsi sebagai fasilitas 'pencegahan bencana'. Dengan rancangan menara yang tingginya melebihi gedung-gedung lain di Tokyo, maka dapat dihindari persoalan bentrokan sinyal akibat kehadiran gedung-gedung pencakar langit di kota itu.
Saat situasi darurat, menara ini juga dapat dijadikan pemancar jaringan informasi untuk radio dan televisi. Keterangan resmi pengelola Tokyo Sky Tree menyebutkan, pembangunan menara ini menelan biaya sekitar US $ 806 juta. Selain dapat digunakan untuk layanan transmisi digital radio dan TV, menara ini dilengkapi akuarium, serta teater. Masyarakat juga dapat memanfaatkan ketinggian menara ini untuk menikmati pemandangan kota Tokyo dari atas menara
Bagian-bagian menara
Tokyo Sky Tree, yang baru saja diresmikan pada Jumat (02/03), kini layak disebut sebagai menara tertinggi di dunia. Menara setinggi 634 meter dan dibangun sejak Juli 2008 ini menandingi ketinggian Cina Canton Tower (600 meter). Walaupun masih kalah tinggi jika dibanding gedung Dubai Burj Khalifa di Dubai (830 meter), menara yang didirikan di Tokyo itu tetap dianggap tertinggi untuk ukuran menara -- bukan gedung.
Peresmian menara ini sempat ditunda akibat gempa bumi yang melanda Tokyo dan pesisir timur Jepang, pada 2011 lalu. Namun penanggungjawab konstruksi meyakinkan publik bahwa menara ini relatif stabil dari guncangan gempa. Disebutkan menara ini mampu menahan gempa dengan kekuatan 8,0 skala Richter. Disain menara banyak diwarnai unsur tradisional Jepang, dengan pijakan dasar berbentuk segitiga, meskipun terlihat pula ada sentuhan modern.
Tahan gempa
Selama pembangunan menara, menurut pengelolanya, tidak pernah terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa pekerjanya. Situs resmi pengelola menara ini menyatakan, menara ini diharapkan dapat berfungsi sebagai fasilitas 'pencegahan bencana'. Dengan rancangan menara yang tingginya melebihi gedung-gedung lain di Tokyo, maka dapat dihindari persoalan bentrokan sinyal akibat kehadiran gedung-gedung pencakar langit di kota itu.
Saat situasi darurat, menara ini juga dapat dijadikan pemancar jaringan informasi untuk radio dan televisi. Keterangan resmi pengelola Tokyo Sky Tree menyebutkan, pembangunan menara ini menelan biaya sekitar US $ 806 juta. Selain dapat digunakan untuk layanan transmisi digital radio dan TV, menara ini dilengkapi akuarium, serta teater. Masyarakat juga dapat memanfaatkan ketinggian menara ini untuk menikmati pemandangan kota Tokyo dari atas menara
Bagian-bagian menara
Tahap tahap pembangunan Tokyo Sky Tree
Sumber : www.kaskus.us
0 komentar:
Posting Komentar