Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, orang Mesir memiliki banyak masalah dengan gigi mereka, sebagian besar karena roti yang mereka makan mengandung pasir di dalamnya, yang memungkinkan terselip diantara celah gigi mereka. Namun begitu, mereka melakukan beberapa upaya untuk menjaga kebersihan gigi mereka. Para arkeolog telah menemukan tusuk gigi terkubur bersama mumi, ditempatkan di sana agar mereka bisa membersihkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi mereka di akhirat. Seiring dengan itu bangsa mesir juga menciptakan sikat gigi pertama, dari ranting kayu.
Tapi Mesir juga memberikan kontribusi inovasi untuk kesehatan gigi, dalam bentuk pasta gigi. Bahan awalnya termasuk bubuk kuku sapi, abu, kulit telur dibakar dan batu apung, yang mungkin dibuat untuk ritual perawatan untuk menyegarkan gigi pagi hari.
2. Kunci Pintu
Awal perangkat tersebut, dibuat sekitar 4000 SM, pada dasarnya adalah kunci pin-tumbler, di mana baut berlubang diluar pintu terhubung ke pin yang bisa memasukkan kunci. Ketika kunci didorong ke atas pada pin, akan menggerakan poros baut, yang memungkinkan pintu untuk ditarik.
Salah satu kelemahan dari ini kunci kuno adalah ukurannya. Yang terbesar adalah sampai dengan 2 kaki (0,6 meter) panjangnya. Teknologi kunci Mesir sebenarnya lebih aman daripada kemudian yang dikembangkan oleh bangsa Romawi, yang menggunakan desain yang lebih sederhana. Kunci Romawi tersembunyi di dalam pintu, tapi dibandingkan dengan kunci Mesir, mereka relatif mudah.
3. Alat Cukur
Orang Mesir Kuno memotong pendek rambut dan janggut mereka secara teratur. Untuk itu, orang Mesir menemukan apa yang mungkin telah menjadi alat cukur pertama, satu set pisau batu tajam dan kemudian digantikan orang dengan tembaga-berbilah pisau cukur. Mereka juga menemukan profesipenggunting rambut. Para tukang cukur pertama membuat panggilan rumah ke rumah bangsawan kaya, tempat duduk mereka di bangku di bawah pohon ara yang teduh.
Anehnya, meskipun mereka rajin bercukur, tapi penggunaan wig rambut dan janggut dari rambut bekas dan bulu domba, lazim digunakan oleh bangsa Mesir, terutama Raja dan Ratu. Jenggot palsu memiliki berbagai bentuk, untuk menunjukkan posisi martabat dan sosial pemakainya. Warga biasa mengenakan jenggot palsu kecil sekitar 2 inci (5 cm) panjang, sedangkan raja-raja mengenakan kumis palsu yang panjang.
4. Bowling
Arkeolog telah menemukan sebuah ruangan yang berisi satu set jalur dan koleksi bola berbagai ukuran. Berukuran sekitar 13 kaki (3,9 meter) panjang, 7,9-inci-lebar (20-sentimeter), 3,8-inci-dalam (9,6 sentimeter) jalur menampilkan pembukaan persegi 4,7 inci (11,9 sentimeter) di pusatnya.
Tidak seperti bowling modern, di mana pemain bowling berusaha untuk merobohkan pin di ujung gang, Bowlers Mesir ditujukan untuk lubang di tengah. Pesaing berdiri di ujung-ujung jalur dan berusaha untuk melempar bola dengan ukuran yang berbeda ke dalam lubang pusat dan dalam proses juga menjatuhkan bola lawan mereka tentunya.
5. Nafas Mints
Sama seperti di zaman modern, bau mulut di Mesir kuno sering merupakan gejala dari kesehatan gigi yang buruk. Bangsa Mesir memiliki spesialis untuk banyak masalah medis, tapi sayangnya, mereka tidak memiliki dokter gigi atau dokter bedah mulut untuk memperbaiki gigi dan gusi buruk. Ilmuwan yang pernah meneliti mumi telah menemukan kandungan yangmampu mengatasi bau yang tidak menyenangkan dari mulut mereka yang membusuk, Mesir menemukan permen pertama, yang merupakan kombinasi dari kemenyan, kayu manis direbus dengan madu dan dibentuk menjadi pasta.
Sementara sejarawan tidak sepenuhnya yakin dari mana bajak berasal, bukti menunjukkan bahwa Mesir dan Sumeria adalah peradaban pertama yang menggunakan bajak sekitar 4000 SM.
Bajak merupakan sebuah alat di bidang pertanian yang digunakan untuk menggemburkan tanah sebelum melakukan penanaman dan penaburan benih, juga merupakan salah satu alat paling sederhana dan berguna dalam sejarah.
Adalah bangsa Mesir Kuno telah menggunakan bajak meninggalkan alat tradisional seperti sekop. Mereka m,emang tinggal di daerah yang sangat subur seperti di tepi sungai Nil, di mana banjir tahunan selalu memperbaharui tanah di daerah tersebut. Tetapi, untuk secara teratur bercocok-tanam di daerah yang kurang subur, tanah harus digemburkan terlebih dahulu agar setelahnya dapat membuat alur untuk menabur benih.
Tujuan utama dari membajak adalah untuk membawa tanah bagian dalam yang subur ke permukaan. Bajak biasanya ditarik oleh seekor sapi. Walau demikian, di beberapa daerah, bajak ditarik oleh kuda.
7. Kalender
Banyak dari kita akan mungkin akan sedikit kacau tanpa keberadaan kalender, untuk membantu kita mengingat janji dan pertemuan penting, tetapi di masa Mesir kuno, kalender bisa berarti perbedaan antara pesta rakyat dan kelaparan. Tanpa kalender, Mesir kuno tidak punya cara untuk mengetahui kapan banjir tahunan sungai Nil akan dimulai. Tanpa pengetahuan itu, seluruh sistem pertanian mereka akan berisiko, sehingga beberapa ribu tahun sebelum era sekarang, mereka mulai menggunakan salah satunya.
Kalender bangsa Mesir terikat erat pada bidang pertanian. Dan mereka membagi menjadi tiga musim utama banjir, tumbuh dan panen. Setiap musim memiliki empat bulan, dengan setiap bulan dibagi menjadi 30 hari. Jika dihitung semuanya mendapatkan 360 hari setahun – sedikit lebih pendek dari acuan satu tahun kini. Untuk membuat perbedaan, Mesir menambahkan lima hari antara panen dan musim banjir. Lima hari tersebut, ditetapkan sebagai hari libur keagamaan guna menghormati para dewa.
0 komentar:
Posting Komentar