bisa disebut juga Kota hantu berada di Amerika Serikat menjadi saksi bisu masa lalu negara itu.Mari kita mulai dengan perbatasan terakhir - Alaska. Dari saat lapisan (hard rock) emas ditemukan di Pegunungan Talkeetna pada tahun 1886,pertambangan diperlukan membuat terowongan yang rumit dan membutuhkan alat berat, dan beberapa perusahaan pertambangan digabung ke project sumber daya mereka. Hasilnya adalah Tambang emas, dengan operasi yang terdiri dari 27 struktur di lebih dari 1.350 hektar.
Pertambangan emas
Talkeetna yang terletak sekitar 160 kilometer sebelah utara dari Anchorage, kota terbesar di Alaska, pada awal abad ke-20 adalah kota yang dipenuhi oleh pemburu emas akibat adanya kandungan emas di Lembah Susitna.
Kedatangan mereka diikuti oleh para penjerat binatang dan penjual bulu binatang. Daerah ini kian ramai oleh pendatang setelah Pemerintah AS memutuskan membangun rel kereta api yang membelah Alaska pada 1916.
Berdasarkan catatan Roberta Sheldon dalam The Heritage of Talkeetna, Talkeetna berasal dari bahasa Indian k’dalkitnu yang berarti ’sungai yang melimpah’. Selain nama daerah, Talkeetna juga dijadikan sebagai nama sungai di area ini.
Orang kulit putih kemudian mengejanya talkeetna, yang juga memiliki arti sendiri, yakni ’pertemuan antara tiga sungai’ lantaran memang terdapat tiga sungai di sana: Susitna, Chulitna, dan Talkeetna.
Setelah era kejayaan emas berakhir dan perdagangan tidak lagi menjanjikan, Talkeetna pun berubah menjadi daerah tujuan wisata. Padahal, Distrik Talkeetna tidak lebih besar dari kota kecamatan di Indonesia.
Luas pusat kotanya pun tidak lebih dari dua kali lapangan sepak bola, hanya berupa taman yang dikelilingi toko, rumah makan, dan penginapan. Layanan publik yang bisa diakses hanya kantor pos dan perpustakaan, selain Kantor Taman Nasional Denali.
Namun, wisatawan tetap tumpah ruah kala musim panas. ”Pada hari-hari tertentu saat musim panas, toko saya selalu penuh orang sampai susah untuk bergerak,” kata Sky Farrah, penjaga toko kelontong Nagleys.
Talkeetna yang terletak sekitar 160 kilometer sebelah utara dari Anchorage, kota terbesar di Alaska, pada awal abad ke-20 adalah kota yang dipenuhi oleh pemburu emas akibat adanya kandungan emas di Lembah Susitna.
Kedatangan mereka diikuti oleh para penjerat binatang dan penjual bulu binatang. Daerah ini kian ramai oleh pendatang setelah Pemerintah AS memutuskan membangun rel kereta api yang membelah Alaska pada 1916.
Berdasarkan catatan Roberta Sheldon dalam The Heritage of Talkeetna, Talkeetna berasal dari bahasa Indian k’dalkitnu yang berarti ’sungai yang melimpah’. Selain nama daerah, Talkeetna juga dijadikan sebagai nama sungai di area ini.
Orang kulit putih kemudian mengejanya talkeetna, yang juga memiliki arti sendiri, yakni ’pertemuan antara tiga sungai’ lantaran memang terdapat tiga sungai di sana: Susitna, Chulitna, dan Talkeetna.
Setelah era kejayaan emas berakhir dan perdagangan tidak lagi menjanjikan, Talkeetna pun berubah menjadi daerah tujuan wisata. Padahal, Distrik Talkeetna tidak lebih besar dari kota kecamatan di Indonesia.
Luas pusat kotanya pun tidak lebih dari dua kali lapangan sepak bola, hanya berupa taman yang dikelilingi toko, rumah makan, dan penginapan. Layanan publik yang bisa diakses hanya kantor pos dan perpustakaan, selain Kantor Taman Nasional Denali.
Namun, wisatawan tetap tumpah ruah kala musim panas. ”Pada hari-hari tertentu saat musim panas, toko saya selalu penuh orang sampai susah untuk bergerak,” kata Sky Farrah, penjaga toko kelontong Nagleys.
puncaknya pada tahun 1941, operasi perusahaan Tambang mempekerjakan laki-laki 204, mengecam hampir 12 mil dari terowongan, dan menghasilkan 34.416 ons emas senilai $ 1.204.560; hari $ 17.208.000.
Tapi persediaan rendah dan tambang tersebut ditutup pada tahun 1943.akhirnya pertambangan tidak membuahkan hasil dan pada tahun 1951 adlaha akhir dari pertambangan alaska .
Tapi persediaan rendah dan tambang tersebut ditutup pada tahun 1943.akhirnya pertambangan tidak membuahkan hasil dan pada tahun 1951 adlaha akhir dari pertambangan alaska .
Swansea adalah sebuah kota pertambangan Karena kurangnya fasilitas peleburan pada waktu itu, sebagian dari bijih tembaga dikirim ke Inggris. tapi kota mengambil nama Swansea untuk menghormati sejarahnya.
0 komentar:
Posting Komentar