Terkadang beberapa hewan pernah menjadi bahan pembicaraan dalam dunia olahraga. Mereka ikut menghebohkan pertandingan dengan prilaku dan keunikan yang mereka lakukan.
Anjing Pickles di Piala Dunia 1966
Anjing Pickles di Piala Dunia 1966
Piala Dunia Inggris pada tahun 1966 berawal mengerikan bahkan sebelum turnamen dimulai: Sepekan setelah juara bertahan Brasil menyerahkan piala Jules Rimet ke Inggris, piala tersebut dicuri saat pameran di Central Hall di Westminster.
Brasil murka, dan mengatakan insiden seperti itu takkan pernah terjadi di negara mereka, yang memuja sepak bola lebih dari apa pun. Pencuri pun tak akan mau menyentuh piala itu. Untungnya, datang penyelamat dalam bentuk seekor anjing.
Pickles langsung beraksi melacak trofi itu tepat pada waktu. Ia menemukan piala itu tergeletak di bagian bawah sebuah pagar, mungkin sambil mencari tempat pipis.
Sisanya adalah sejarah: Bobby Moore mengantar Inggris untuk kemenangan musim panas, dan Brasil kembali menang pada tahun 1970 setelah kemenangan ketiga mereka. Pada tahun 1983 piala itu kembali dicuri, kali ini di Brasil. Tapi rakyat tidak murka seperti 17 tahun sebelumnya.
Paul Si Gurita
Para penggemar sepak bola rata-rata bakal mengingat tiga hal tentang Piala Dunia 2010. Pertama, tendangan kungfu Nigel de Jong yang menakjubkan pada Xabi Alonso. Kedua, “gol” Frank Lampard saat melawan Jerman dan kericuhan di kamp Inggris.
Ketiga — dan yang paling mengesankan — adalah Paul Si Gurita. Hewan bertangan delapan ini jadi sensasi global setelah berhasil menebak dengan tepat sejumlah pemenang pertandingan di Piala Dunia. Caranya dengan memilih satu dari dua kotak yang bertandakan bendera pemain.
Paul bahkan menebak dengan jitu bahwa Spanyol akan mengalahkan Belanda di pertandingan final.
Sayangnya, beberapa bulan setelah Piala Dunia, Paul meninggal dengan tenang dalam tidurnya dalam usia dua tahun. Selamat jalan Paul!
Camar padang golf di Players Championship pada 1998
Ketiga — dan yang paling mengesankan — adalah Paul Si Gurita. Hewan bertangan delapan ini jadi sensasi global setelah berhasil menebak dengan tepat sejumlah pemenang pertandingan di Piala Dunia. Caranya dengan memilih satu dari dua kotak yang bertandakan bendera pemain.
Paul bahkan menebak dengan jitu bahwa Spanyol akan mengalahkan Belanda di pertandingan final.
Sayangnya, beberapa bulan setelah Piala Dunia, Paul meninggal dengan tenang dalam tidurnya dalam usia dua tahun. Selamat jalan Paul!
Camar padang golf di Players Championship pada 1998
Pegolf asal Amerika, Steve Lowery awalnya cukup senang dengan dirinya sendiri ketika memainkan lubang ke-17 yang terkenal di lapangan Stadion TPC: dia memukul sebuah tembakan indah yang tepat ke di tengah pulau hijau pada par-3 yang rumit.
Tapi camar yang melintas memiliki ide lain: burung itu memungut bola milik Lowery, menggelindingkannya di padang rumput dengan paruhnya, lalu mengangkatnya, terbang, dan menjatuhkannya di danau.
Beruntung bagi Lowery, aturan golf mengatur untuk kejahatan burung seperti: karena bola telah berhenti sebelum dia mengambilnya, dia diperbolehkan untuk mengganti bola di atas padang rumput.
Lebah stadion kriket Visakhapatnam
ACA-VDCA Stadium di Visakhapatnam, India, adalah salah satu stadion kriket internasional terbaru, yang dibangun pada tahun 2003.
Hanya ada satu masalah dengan stadion tersebut: ada koloni lebah yang banyak di tempat sekitar stadion. Ada yang berada di pohon-pohon di tempat itu, sementara yang lain di kaso tribun. Tetapi semuanya sangat banyak dan masing-masing sarang madu dipenuhi dengan binatang bersayap lain.
Ketika binatang itu terbang keluar sarang, para pemain dan ofisial pertandingan tidak memiliki pilihan kecuali berbaring di tanah sampai kawanan tersebut berlalu. Sementara itu, penonton berlarian di sekitar tribun dan mencoba menghindari sengatan.
Pertandingan internasional pertama di stadion tersebut, antara India dan Pakistan pada tahun 2005, juga diganggu oleh kerumunan lebah, dan pada satu pertandingan komentator TV terkurung dalam kotak kaca mereka karena lebah mengelilingi bilik pers.
Koran India, The Hindu melaporkan bahwa biaya memindahkan kawanan lebah itu sangatlah mahal.
Tupai Highbury, Arsenal v Villarreal, semi final Liga Champions pada April 2006
Hanya ada satu masalah dengan stadion tersebut: ada koloni lebah yang banyak di tempat sekitar stadion. Ada yang berada di pohon-pohon di tempat itu, sementara yang lain di kaso tribun. Tetapi semuanya sangat banyak dan masing-masing sarang madu dipenuhi dengan binatang bersayap lain.
Ketika binatang itu terbang keluar sarang, para pemain dan ofisial pertandingan tidak memiliki pilihan kecuali berbaring di tanah sampai kawanan tersebut berlalu. Sementara itu, penonton berlarian di sekitar tribun dan mencoba menghindari sengatan.
Pertandingan internasional pertama di stadion tersebut, antara India dan Pakistan pada tahun 2005, juga diganggu oleh kerumunan lebah, dan pada satu pertandingan komentator TV terkurung dalam kotak kaca mereka karena lebah mengelilingi bilik pers.
Koran India, The Hindu melaporkan bahwa biaya memindahkan kawanan lebah itu sangatlah mahal.
Tupai Highbury, Arsenal v Villarreal, semi final Liga Champions pada April 2006
Yang jadi sorotan pada pertandingan final Eropa Arsenal di Highbury bukanlah gol Kolo Toure pada menit ke 41 yang akhirnya menempatkan The Gunners pada final Liga Champions pertama mereka. Melainkan adanya seekor tupai abu-abu yang berlari ke lapangan selama beberapa menit .
Unta di pertandingan kriket di Tasmania pada 1984
Unta di pertandingan kriket di Tasmania pada 1984
Sebuah pertandingan kriket di Tasmania antara musuh bebuyutan Launceston dan Old Suttonians terhenti karena situasi paling aneh yang bisa dibayangkan pada tahun 1984: kawanan unta pengangkut masuk ke lapangan kriket.
Pertandingan harus dihentikan untuk menangkap hewan, yang melarikan diri dari sirkus di daerah yang dekat dengan stadion. Tapi perdamaian itu tidak berlangsung lama. Unta-unta kembali masuk dalam pertandingan tiga kali lagi.
Anjing penyerbu lapangan, Inggris lawan Brazil, perempat final Piala Dunia, Juni 1962
Pertandingan harus dihentikan untuk menangkap hewan, yang melarikan diri dari sirkus di daerah yang dekat dengan stadion. Tapi perdamaian itu tidak berlangsung lama. Unta-unta kembali masuk dalam pertandingan tiga kali lagi.
Anjing penyerbu lapangan, Inggris lawan Brazil, perempat final Piala Dunia, Juni 1962
Ketika seekor anjing liar berlari ke lapangan di Vina del Mar, Chili, saat pertandingan perempat final Piala Dunia Inggris melawan Brasil, adalah striker Inggris Jimmy Greaves yang berhasil menangkap anjing dan membawanya ke luar lapangan.
Sorakan yang diterima Greaves adalah momen langka langka pada suatu sore yang buruk itu: tidak hanya Inggris kalah 3-1, anjing tersebut juga mengencingi striker Tottenham tersebut saat dia menyerahkannya kepada panitia pertandingan.
Merpati Wimbledon
Sorakan yang diterima Greaves adalah momen langka langka pada suatu sore yang buruk itu: tidak hanya Inggris kalah 3-1, anjing tersebut juga mengencingi striker Tottenham tersebut saat dia menyerahkannya kepada panitia pertandingan.
Merpati Wimbledon
Beberapa orang, seperti Mike Tyson, percaya merpati adalah makhluk yang indah dan penuh pesona. Namun bagi orang lain, yang telah membidik salah satu merpati ketika terbang melintasi Trafalgar Square, mungkin tidak setuju.
Pada tahun 2000, All England Club mempekerjakan elang yang disebut Hamish untuk mengusir merpati, bahkan melengkapi burung pemangsa tersebut kartu pass yang dilaminating agar bebas masuk turnamen.
Tapi di tahun 2008 patroli elang itu terbukti tidak cukup, dan sebuah tim penembak jitu disewa untuk menembak burung. Itu dapat membuat turnamen bebas dari gangguan merpati — namun mengundang masalah dengan kelompok-kelompok pecinta hewan.
Merpati ikut main baseball pada Maret 2001
Pada tahun 2000, All England Club mempekerjakan elang yang disebut Hamish untuk mengusir merpati, bahkan melengkapi burung pemangsa tersebut kartu pass yang dilaminating agar bebas masuk turnamen.
Tapi di tahun 2008 patroli elang itu terbukti tidak cukup, dan sebuah tim penembak jitu disewa untuk menembak burung. Itu dapat membuat turnamen bebas dari gangguan merpati — namun mengundang masalah dengan kelompok-kelompok pecinta hewan.
Merpati ikut main baseball pada Maret 2001
Bintang baseball Randy Johnson menjadi berita utama yang tidak diinginkan pada tahun 2001 ketika dia tidak sengaja membunuh burung merpati saat pertandingan.
Pelempar bola Arizona Diamondbacks melempar bola cepat terbaiknya kepada Calvin Murray dari San Francisco Giants. Tetapi saat dia melakukannya, seekor burung merpati menukik turun ke dalam tanah dengan kecepatan tinggi.
Sialnya burung tersebut, dengan kecepatan tukikannya yang tinggi berada di jalur persis dengan bola Johnson yang berkecepatan 95 km per jam. Hasilnya? Burung itu tewas.
"Aku duduk di sana menunggunya, dan aku berharap bisa menangkap merpati tersebut, dan semua yang kamu lihat adalah sebuah ledakan," kata Rod Barajas, penangkap bola Diamondbacks pada saat itu. "Itu cukup gila. Masih ada bulu-bulu di sana."
sumber : yahoo.com
Pelempar bola Arizona Diamondbacks melempar bola cepat terbaiknya kepada Calvin Murray dari San Francisco Giants. Tetapi saat dia melakukannya, seekor burung merpati menukik turun ke dalam tanah dengan kecepatan tinggi.
Sialnya burung tersebut, dengan kecepatan tukikannya yang tinggi berada di jalur persis dengan bola Johnson yang berkecepatan 95 km per jam. Hasilnya? Burung itu tewas.
"Aku duduk di sana menunggunya, dan aku berharap bisa menangkap merpati tersebut, dan semua yang kamu lihat adalah sebuah ledakan," kata Rod Barajas, penangkap bola Diamondbacks pada saat itu. "Itu cukup gila. Masih ada bulu-bulu di sana."
0 komentar:
Posting Komentar