Usia Arya baru 10 tahun. Dia duduk di kelas dua salah satu Sekolah Dasar di Medan, Sumatera Utara.
Pada Senin kemarin, dia hampir saja menjadi korban perampokan. Untung aksi itu berhasil digagalkan, bukan oleh orang lain melainkan dari keberanian Arya melawan dua orang rampok yang mengincarnya.
Cerita keberanian Arya bermula ketika dia melintas di Jalan M Idris, Sei Putih Timur, Medan Petisah Medan. Ketika itu, dia mengendarai sepeda motor Honda Scoopy putih biru muda BK 2927 ACE milik abangnya.
Saat tiba di depan Gang Madrasah, kendaraannya dihentikan dua pria berjalan kaki. Dua pria ini belakangan diketahui bernama Ferdi Armen Tampubolon, warga Pringgan, dan Ruben Hutajulu, warga Helvetia.
Setelah dihentikan, Ruben membekap mulut Arya. Bocah kelas 2 SD Hang Tuah II, Jalan Titi Papan, ini kemudian didorong jatuh dari sepeda motornya. Ferdi mengambil alih kemudi sepeda motor yang dibawa Arya. Ruben pun sigap duduk di boncengan. Mereka kemudian melaju.
Tapi, Arya tidak begitu saja menyerahkan sepeda motornya. Saat kedua pelaku mencoba pergi, dia mengejar dan memegangi besi yang ada di belakang kendaraan. Bocah itu sampai terseret jatuh.
Bocah ini terus mengejar. Beberapa puluh meter dari lokasi perampasan pelaku melambat, karena melintasi polisi tidur. Arya pun mengambil batu dan melemparkannya. Kepala Ruben terkena lemparan. Sepeda motor rampasan itu pun oleng.
Setelah keduanya jatuh, warga sekitar lokasi yang melihat kejadian itu langsung membantu Arya dan menangkap pelaku. Setelah dipukuli, Ferdi dan Ruben pun diserahkan ke petugas Polsekta Medan Baru yang tiba di lokasi kejadian.
2. Bocah Rizki gagalkan pencurian (10)
Bocah superhero lainnya bernama Rizki (10). Dia berhasil menggagalkan pencurian di rumahnya di Desa Suka Bandung, Kecamatan Kaur Selatan, sekitar beberapa bulan lalu.
Saat itu Rizki baru pulang dari sekolahnya di SDN 01 Kaur Selatan. Sementara kedua orang tuanya masih bekerja. Setibanya di rumah, Rizki kaget melihat beberapa orang asing ada di dalam.
Si pelaku yang juga kaget dengan kedatangan Rizki langsung menyekap mulut bocah itu dengan kain sarung dan tangannya diikat.
Lucunya, pelaku tak mengikat kaki Rizki. Kondisi demikian dimanfaatkan Rizki untuk kabur lewat pintu belakang dan minta pertolongan.
Dia sengaja berteriak-teriak di depan rumahnya untuk mengundang perhatian warga. Mendengar teriakan korban, pelaku kaget ternyata korban yang disekapnya bisa lolos ke luar rumah.
Mendengar teriakan Rizki, pelaku langsung melarikan diri. Warga pun berdatangan dan menenangkan Rizki yang kepanikan. Diduga perampok yang meninggalkan sarung dan sendal jepit ini tahu seluk beluk rumah milik pejabat daerah itu.
3. Bocah Ayu gagalkan perampokan (7)
Kali ini menumpas kejahatan cilik adalah Meina Ayu Fitriyani (7). Dia berhasil menggagalkan perampokan di Toko Genteng Bumi Kukuh Jalan Dr Cipto Mangunkusumo, Kota Tegal.
Peristiwa perampokan itu terjadi siang bolong sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu suasana sedang sepi karena warga sekitar dan sejumlah pelayan toko sedang menunaikan salat Jumat.
Tiba-tiba toko yang dijaga Ayu bersama neneknya kedatangan seorang pria yang terlihat akan membeli genteng. Pria itu pun sempat melakukan penawaran.
Tapi belum sempat terjadi kesepakatan harga, pria bertumbuh kekar itu membekap dan mencekik leher nenek Ayu. Selain itu, pelaku juga menodongkan pisau lipat sepanjang 10 cm .
Melihat keselamatan jiwa neneknya terancam, Ayu kabur melalui salah satu pintu toko dan berlari ke luar. Selanjutnya, ia pun berteriak-teriak minta tolong kepada orang yang lewat.
Mengetahui hal itu, pelaku melarikan diri tanpa sempat membawa hasil jarahan. Sementara itu, baik warga maupun orang yang mendengar teriakan Meina segera berdatangan ke lokasi kejadian. Mereka kemudian mengejar pelaku, yang akhirnya dapat ditangkap 200 meter dari lokasi kejadian.
Massa yang merasa jengkel akhirnya memukuli pelaku hingga babak belur. Kemarahan warga bisa diredam setelah petugas Polsek Sumurpanggang tiba di lokasi kejadian dan mengamankan pelaku.
4. 3 bocah SMP gagalkan perkosaan
Ilham Maulana dan Muhammad Abdul Aziz siswa MTs Fathan Mubina Ciawi, dan Abdurrahman adalah siswa SMP Negeri 3 Ciawi, Jawa Barat. Ketiganya melawan seorang tukang ojek yang ketahuan melakukan pemerkosaan terhadap rekan siswi mereka. Salah satu siswa madrasah, Abdul Aziz mengaku spontan menghentikan upaya pemerkosaan yang dilakukan pelaku. “Spontan aja sih, hanya ingin menolong teman saja,” ujarnya.
Tiga remaja yang masih duduk di bangku MTs dan SMP kelas 2 akhirnya berhasil diselamatkan. Perbuatan asusila itu gagal karena tiga teman laki-laki korban mendengar korban teriak minta tolong. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahkan menobatkan 2 siswa MTs dan 1 SMP itu sebagai pejuang perlindungan anak.
Menurut Direktur Pendidikan Madrasah Dedi Djubaedi, aksi spontan Abdul Aziz dan kedua rekannya itu menunjukkan bagaimana pendidikan karakter, saat ini sangat penting. Kepedulian terhadap sesama, telah ditunjukkan ketiga remaja ini, dimana mereka dengan berani melawan pelaku kejahatan terhadap teman siswi mereka. Alhasil, pelaku pemerkosaan pun saat ini berhasil diringkus pihak kepolisian.
“Aksi spontan itu muncul dari alam bawah sadar. Perilaku alam bawah sadar yang tercermin itu merupakan bentuk nyata bagaimana karakter budi pekerti ditunjukkan dan menjadi kepribadian mereka. Itulah hasil pendidikan akhlaq,” kata Dedi yang menyebut aksi itu sudah sangat jarang ditemui oleh banyak remaja saat ini di tengah budaya individualis dan hedonisme perkotaan.
Aksi ke tiga pelajar ini kontan saja menuai pujian dan penghargaan dari banyak pihak.
tiga bocah SMP yang menggagalkan perkosaan itu yang lebih menarik.Rasa solidaritas perlu ditiru.
BalasHapusMemang sudah saatnya negara kita memberi penghargaan atau hadiah kepada orang2 pemberani yang melawan kejahatan ataupun yang menolong untuk kebaikan. Agar banyak ditiru oleh yang lannya...
BalasHapus